Tidak terawat, kondisi kolam renang di Pantai Lawata terlihat kotor, dipenuhi sampah dan lumut. |
BimaNews.id, KOTA BIMA-Kondisi kolam renang di Lawata, kini menyedihkan. Habiskan anggaran Rp 850 juta, justeru tidak bisa dinikmati pengunjung karena airnya kotor, berbau dan tidak terawat.
Pantauan wartawan pada Senin (9/8), air pada dua kolam terlihat kotor. Dipenuhi dedaunan dan lumut, sehingga tercium bau tidak sedap.
Kondisi
kolam anak, terlihat lebih parah. Air sudah terlihat menguning, berbusa dan
berbau. Beberapa keramik pada pinggiran kolam, juga terlihat rusak.
Di sekitar
kolam juga dipenuhi sampah dedaunan. Lampu-lampu yang terpasang, di sekitar
pinggir kolam juga terlihat rusak. Kursi-kursi bagus dipasang begitu saja,
bahkan di sekitarnya ditumbuhi semak.
Begitu juga
dengan wahana permainan ketangkasan anak. Karena terbuat dari besi, beberapa diantaranya
terlihat berkarat. Apalagi, wahana ini tersimpan di daerah yang berdekatan dengan
laut.
Pada Minggu
(8/8) , beberapa pengunjung mengeluhkan kondisi kolam renang di Lawata
tersebut. Seperti satu keluarga, yang baru saja datang dari NTT, singgah di
Kota Bima sebelum melanjutkan perjalanan ke Bali.
Sempat
melihat promosi Lawata di internet, yang sangat memukau. Namun setelah
dikunjungi, ternyata jauh dari promosi. Anak-anak yang hendak berenang, harus
menelan rasa kecewa karena melihat kondisi kolam yang kotor.
"Kami
lihat di internet itu keren sekali. Mungkin malam. Tapi kolam renangnya kotor
sekali. Kasian anak-anak tidak jadi berenang, " ujar Amos, saat ditemui
wartawan.
Sementara
itu, Kadis Pariwisata, H Zulkifli yang dikonfirmasi via ponsel membenarkan
kondisi kolam renang di Lawata saat ini tidak dibuka.
Ia mengaku,
pihaknya terkendala pada bagian pemeliharaan. Anggaran untuk pembersihan kolam,
sudah dipotong. Sedangkan, kolam renang harus dibersihkan minimal satu kali
dalam sepekan.
"Pengunjung
tidak ada, pemasukan tidak ada. Anggaran yang ada di dinas pun sudah dipotong,
" ungkapnya.
Pembersihan
kolam, tidak bisa dilakukan tanpa biaya. Mulai dari gaji pekerja, hingga
sterilisasi air kolam.
"Kita
tidak mau ambil resiko, kolam tetap dibuka tapi airnya tidak bersih. Kan harus
ditaburi kaporit dan sebagainya, agar air kolam bersih, " jelas mantan
Kadis Perhubungan ini.
Zulkifli
mengaku, selama menjadi kepala dinas pariwisata, kolam di Lawata sudah sempat
dibuka dan dinikmati pengunjung. Tapi dampak pandemi Covid-19, sehingga kolam
harus ditutup karena anggaran yang tidak ada. (tin)