12 Mahasiswa program Kampus Mengajar foto bersama dengan Ketua STKIP Yapis Dompu Dr Dodo Kurniawan SE ME dan sejumlah dosen pada acara pelepasan. |
BimaNews.id, DOMPU-STKIP Yapis Dompu kembali meraih prestasi. Kali ini, 12 mahasiswa dinyatakan lolos angkatan kedua pada program “Kampus Mengajar” dari Kemendikbud Ristek.
Selain
mahasiswa, satu dosen STKIP Yapis, Ija Sri Rahmawati MPd juga berhasil lolos
menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) program Kampus Mengajar. Ija menjadi
satu-satunya yang lolos dari lima dosen STKIP Yapis yang diusulkan.
“Alhamdulillah,
STKIP Yapis kembali mendapatkan kepercayaan dengan lolosnya 12 mahasiswa dan
satu DPL program Kampus Mengajar tahun ini," ujar Ketua STKIP Yapis Dompu
Dr Dodo Kurniawan SE ME.
Program
Kampus Mengajar jelas Dodo, merupakan kegiatan mengajar di sekolah kawasan 3T
(terdepan, terpencil, tertinggal). Termasuk bagian program dari Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MBKM).
Untuk
mengikuti program ini ada beberapa persyaratan. Diantaranya, berkas akademik,
mahasiswa aktif semester 5, akreditasi jurusan kampus, IPK mahasiswa dan
lain-lain.
"Kalau
di Dompu, hanya STKIP Yapis yang ikut seleksi program Kampus Mengajar. Kami
harap program ini bisa dimanfaatkan dengan baik," harapnya.
Satu DPL
dari STKIP Yapis yang lolos kata dia, ditugaskan di Kabupaten Lombok Utara.
Sebagai membimbing mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri
maupun swasta di Indonesia.
Sementara
mahasiswa yang lolos kata dia, 12 orang dari 38 yang diusulkan. Mereka adalah,
Leni Endrawati Prodi PGSD, Sonia dari Prodi PTI, Indah Prodi Sejarah, Auliyaa
Siffa Prodi PGSD, Nadya Kasogi Prodi Bahasa Inggris, Sri Wahyuni dari PGSD,
Riska Amelia Ade Putri dari Prodi PGSD dan Maisarah dari PGSD.
12 mahasiswa
tersebut kini ditempatkan di sejumlah sekolah di Kecamatan Pekat yang
ditentukan Kemendikbud Ristek. Yakni, di SD 19 Desa Tambora, SD 28 Dorombolo
Desa Nangamiro dan SD 24 Tanjung Pasir Desa Pekat.
Program ini
kata dia, berlangsung selama 5 bulan. Mulai 2 Agustus hingga 17 Desember
mendatang. Mereka dibagi dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok berjumlah
minimal 5 orang.
"Tugas
mereka ada tiga. Membantu guru untuk melakukan pembelajaran literasi dan
numerasi. Membantu adaptasi teknologi, menggunakan laptop, LCD, You Tube dan
lain-lain. Kemudian, mendukung kepala sekolah dalam bidang administrasi dan
manajerial," jelasnya.
Kampus mengajar menurut Dodo, pada prinsipnya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi. Bagaimana mengatasi masalah selama lima bulan di sekolah tempat mereka ditugaskan.
"Program
ini ruang bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus. Outputnya untuk
penguatan pembelajaran literasi dan numerasi serta menguasi berbagai keahlian.
Sehingga ketika lulus mereka siap kerja," tutur Dodo.
Kampus
mengajar juga memberikan manfaat bagi mahasiswa. Selain konversi 20 SKS juga
sebagai wadah mengembangkan diri dan pengalaman secara langsung. Khususnya
kreativitas, inovasi, kepemimpinan dan lain-lain.
"Mahasiswa
juga mendapatkan penghargaan, UKT dan uang bulanan," pungkasnya. (jw)