BimaNews.id, DOMPU-Meningkatnya
kasus kematian di tengah Pandemi Covid-19 dianggap sebagai bala bagi masyarakat
Dompu. Menangkal bala wabah tersebut, sejumlah desa di Bumi Nggahi Rawi Pahu
menggelar ritual Ngaha Kawiri (makan bubur).
Seperti
masyarakat di Dusun Samili, Desa Matua misalnya. Ratusan warga mulai dari
dewasa hingga anak-anak menggelar Ngaha Kawiri. Acara ritual tersebut digelar
selama tiga hari berturut-turut.
"Ngaha
Kawiri merupakan adat tolak bala masyarakat Dompu ketika dilanda musibah atau
wabah penyakit," jelas Junaidin Kepala Dusun Samili.
Kegiatan ini digelar secara swadaya oleh masyarakat setempat. Dimulai sejak Sabtu (24/7) hingga Senin (26/7).
Ngaha Kawiri
ini kata dia, dirangkaikan dengan doa bersama yang dipimpin tokoh agama
setempat. Selain itu, selama kegiatan juga diadakan penyembelihan hewan, karena
dipercaya sebagai penolak bala.
"Alhamdulillah,
dukungan masyarakat baik materi maupun tenaga cukup luar biasa. Semoga
kebersamaan masyarakat mendukung kegiatan ritual adat seperti ini tidak pernah
putus," pungkasnya.
Kades Matua
Syam Firdaus mengapresiasi ritual Ngaha Kawiri yang digelar masyarakatnya.
Semoga bala bencana yang melanda Dompu hingga dunia ini lenyap dari kehidupan
masyarakat.
"Dengan
wabah yang melanda saat ini, rasa kepedulian dan kebersamaan perlu terus
ditingkatkan. Termasuk menjaga protokol Covid," harapnya.
Tradisi
Ngawa Kawiri yang sudah dipercaya masyarakat untuk mengusir bala diharapkan,
terus diupayakan oleh warga Dompu pada umumnya. Sehingga wilayah Kabupaten
Dompu terhindar dari bencana dan wabah penyakit.
Ritual Ngaha
Kawiri merupakan adat nenek moyang masyarakat Kabupaten Dompu dan Bima. Bukan
hanya dikalangan masyarakat, ritual ini juga sering kali digelar oleh
pemerintah daerah.
Terakhir, Pemda Dompu menggelar Ngaha Kawiri massal ketika dilanda kasus rabies beberapa tahun lalu. Dengan melibatkan seluruh jajaran pemerintah, mulai dari desa, Kecamatan, OPD hingga Pemda. (jw)