Oleh: Iin Suprihatin (Statistik Pertama BPS Kota Bima) |
Selama
beberapa tahun ini semakin diakui bahwa ukuran tingkat kesejahteraan penduduk
penting untuk dicermati tidak saja hanya ukuran moneter (Beyond Gross Domestic Product). Indikator kesejahteraan disusun
tidak hanya untuk menggambarkan kondisi kemakmuran material (welfare atau well-being) saja, tetapi juga lebih mengarah kepada kondisi
kesejahteraan subjektif (subjective
well-being) atau kebahagiaan (happiness).
Lebih
jauh, Indikator kebahagiaan akan menggambarkan tingkat kesejahteraan subjektif
terkait beberapa aspek kehidupan yang dianggap esensial dan bermakna bagi
sebagian besar penduduk. Berbagai penelitian terkait kebahagiaan menunjukkan
fenomena bahwa kebahagiaan penduduk akan berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan pembangunan dan perkembangan sosial .
Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 2014
melakukan studi yang mendalam melalui survei pengukuran tingkat
kebahagian. Terminologi kebahagiaan
lebih dipilih oleh BPS dibandingkan istilah kesejahteraan. Pertimbangan
utamanya mengacu pada penggunaan instrumen survei yang telah dikembangkan
berdasarkan ukuran kondisi objektif dan tingkat kesejahteraan subjektif, yang
dalam konteks kebahagiaan yang dicakup dalam tiga dimensi besar, yaitu Dimensi
Kepuasan Hidup (life satisfaction), Dimensi Perasaan (affect), dan Dimensi
Makna Hidup (eudaimonia).
Output dari Survei Pengukuran Tingkat Kebahagian
adalah indeks kebahagiaan, yaitu indeks
komposit yang menggambarkan ukuran tingkat kepuasan yang dinilai secara
subjektif oleh penduduk berdasarkan hasil evaluasi terhadap kondisi objektif
mencakup sepuluh domain kehidupan, perasaan, dan makna hidup. Kerangka kerjanya
dibangun dengan turut memasukkan kondisi sosial ekonomi penduduk Indonesia
sebagai determinan yang turut memengaruhi kebahagiaan penduduk.
Survei pengukuran tingkat kebahagiaan terakhir kali dilakukan BPS pada tahun 2017. Rata-rata
tingkat kebahagiaan penduduk Indonesia sebesar 70,69 pada skala 0 sampai 100.
Kondisi penduduk Indonesia saat itu dianggap cukup bahagia. Hal yang menarik
dari survey tersebut yang menempatkan Maluku Utara sebagai propinsi dengan
indeks kebahagian tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 75,68. Sedangkan Papua menjadi propinsi dengan tingkat
kebahagiaan terendah 67,52.
Di tengah pandemi covid-19 ini, BPS kembali melakukan pengukuran tingkat kebahagiaan penduduk.
Survei ini dilaksanakan selama bulan Juli di seluruh wilayah Indonesia. Bagaimana
indeks kebahagiaan penduduk Indonesia di tengah pandemi? (*)