Kepala SMAN 1 Soromandi M Rifial Akbar SE foto bersama dengan siswa anggota Paskibra. |
BimaNews.id, BIMA-SMAN 1 Soromandi menggratiskan biaya sekolah bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Tidak hanya itu, sekolah di bawah kepemimpinan M Rifial Akbar SE ini, juga menjanjikan beasiswa selama dua semester.
Kepala SMAN
1 Soromandi M Rifial Akbar SE mengatakan, program ini sengaja digagas untuk
meringankan beban siswa kurang mampu. Memberi kesempatan kepada anak-anak yang
tidak bisa melanjutkan sekolah, karena terkendala biaya.
"Anak-anak
di Soromandi dan Donggo tidak ada alasan untuk tidak sekolah. Saya ingin bantu
mereka menggapai cita-citanya," terang bapak dua anak ini.
Siswa kurang
mampu yang dimaksud pada program ini kata dia, yakni kategori yatim piatu.
Termasuk, orang tua tidak lagi produktif untuk membiayai sekolah anaknya.
Syaratnya,
calon siswa harus memperoleh surat keterangan tidak mampu dari desa atau RT
maupun RW. Bukan hanya penanggungan biaya, sekolah juga memberikan seragam
secara gratis pada siswa. Mulai dari seragam olahraga, baju batik, atribut dan
lain-lain.
"Program ini bukan karena saya ingin dipuji. Tapi, ini murni hati nurani," jelas Fian melanjutkan, program ini juga selaras dengan misi NTB Gemilang. Mewujudkan sumber daya manusia unggul sesuai visi Presiden.
Sedangkan
beasiswa kata dia, diperuntukkan bagi siswa kurang mampu yang memiliki KIP dan
PKH. Untuk semester awal sebesar Rp 500 ribu dan Rp 1 juta pada semester dua,
tahun berikutnya.
"Nanti
kita upayakan," janjinya.
Dia
berharap, program ini harus berkesinambungan oleh kepala sekolah baru. Jika
dirinya pindah tugas.
"Harus
dipertahankan, karena ini bagian dari ciri khas sekolah," harapnya.
Gebrakan
SMAN 1 Soromandi diapresiasi Kepala KCD Dikbud Kota/Kabupaten Bima, Drs Anwar
Hamzah SH MSi. Program sekolah gratis bagi siswa kurang mampu menurut dia,
satu-satunya di kota/kabupaten Bima.
"Saya
baru dengar. Kalaupun itu benar, saya kasi jempol kepala sekolahnya," kata
Anwar, Selasa (29/6).
Program
sekolah gratis ini kata dia, bisa menjadi contoh bagi sekolah lain. Sebab,
program seperti ini sama sekali belum diterapkan oleh sekolah negeri di Bima.
"Ini
gebrakan baru. Saya salut," aku kepala KCD yang baru beberapa Minggu
menjabat ini.
Hanya saja,
Anwar tidak tahu pasti soal teknis penganggaran program tersebut. Apakah
dialokasikan melalui dana BOS atau bukan.
"Yang
pasti saya dukung program itu. Sebagai bentuk kepedulian lembaga pendidikan
pada generasi bangsa," tandasnya. (jw)