Atta-Aurel ke Bima Kenakan Kain Tenunan NTT, La Odet: Pemda Gagal Promosikan Karya Daerah - Bima News

Minggu, 13 Juni 2021

Atta-Aurel ke Bima Kenakan Kain Tenunan NTT, La Odet: Pemda Gagal Promosikan Karya Daerah

Atta
Kain Tenun bercorak NTT dikenakan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah  saat foto bersama dengan Bupati dan Wakil Bupati Bima, saat kunjungan ke Bima bersama Menteri Pariwisata RI Sandiaga Uno yang  bikin nitizen salah fokus. (Foto: Sumber IST)
 

BimaNews.id, KOTA BIMA-Kejelian nitizen Bima, rupanya tidak bisa dianggap main-main. Kehadiran youtuber Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, disorot. Pasalnya, influencer ini dinilai salah kostum karena mengenakan baju tenunan bermotif NTT, bukan Bima.

"Sumpeh abang ame mpok ke Bima? Tapi kostum kayak mau ke tetangga bang? " ujar seorang nitizen di media sosialnya.

Postingan di lini masa media sosial ini pun, langsung direspon banyak nitizen yang membenarkan, jika keduanya salah kostum.

"Sejak kapan Bima punya motif tenun seperti itu, " ujar nitizen lain.

"Mungkin niatnya ke tetangga, " jawab lagi nitizen yang lain.

Sementara itu, budayawan Husain La Odet menilai, apa yang terlihat dalam kunjungan tersebut sebagai gagalnya Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Bima mempromosikan karya daerah sendiri.

Menurutnya Odet, influenzer tersebut tidak melakukan diskusi terlebih dahulu dengan protokoler pemerintah pusat atau daerah. Kemudian kedua, karena menteri pariwisata dan rombongan adalah tamu negara, mestinya secara protokoler mengintruksikan kepada rombongannya untuk menyesuaikan busana dengan karakter daerah yang akan dikunjungi, sebagai bentuk apresiasi.

Yang ketiga kata Odet, panitia penerima di daerah mestinya tanggap. Minimal ada koordinasi lebih awal kepada rombongan menteri, terkait segala sesuatu yang berkenaan dengan acara kunjungan itu.

"Kalau saya otokritik, pemerintah provinsi atau Bima umumnya, terlihat gagal mempromosikan hasil karya budaya daerah, " tandasnya.

Odet menegaskan, corak-corak khas budaya kita mesti tersampaikan atau terpublish  lewat acara-acara apresiasi budaya, acara kesenian, media elektronik. Bahhkan, harus punya budget khusus yang memadai untuk promo budaya.

"Tidak mestinya tamu salah kostum begini. Kita harus menyadari, bahwa pemerintah daerah kita belum serius berbuat untuk membumikan kebudayaan daerah, " sorotnya. (tin)

 

Bagikan artikel ini

1 komentar