Pedagang yang jualan di Food Court terpaksa menggunakan lorong RSUD Bima untuk menjual, karena di Food Court barang mereka tidak laku, pembeli sepi |
BimaNews.id,KOTA
BIMA-Urusan perut memang tidak bisa dianggap remeh. Lantaran barang dagangan
tidak laku selama pindah ke Food Court, PKL Lapangan Pahlawan menggelar
dagangan di lorong RSUD Bima.
Aktivitas
PKL di lorong RSUD Bima, rupanya sudah berlangsung selama satu bulan terakhir.
Fasilitas pusat jajanan Food Court yang dibangun dengan anggaran miliaran
rupiah, tidak mampu mendongkrak omzet penjualan mereka. Sebaliknya justru rugi,
karena tidak ada pembeli yang datang.
Sundari,
seorang PKL yang ditemui Jumat (30/4) malam mengaku, pemerintah tidak bisa
memaksa mereka untuk berdiam diri di Food Court. "Masa kami disuruh
bertahan dengan kondisi tidak ada pembeli, " ujar Sundari ketus.
Ungkapan
senada dari Yuliana. Dia terpaksa memboyong dagangannya ke lingkungan RSUD Bima
agar bisa laku. Hasilnya, dalam satu hari para PKL ini bisa mendapatkan omzet
penjualan Rp 200 hingga Rp 300 ribu untuk setengah hari.
Yuliana
mengaku, mereka gelar dagangan di lorong RSUD Bima sore hari. Kemudian akan
keluar dini hari sekitar pukul 01.00 wita.
"Kadang
kami disuruh keluar, ketika kami diketahui pihak RSUD. Tapi kami kembali lagi,
karena hanya ini harapan agar barang kita laku terjual, " aku warga
Rabadompu Barat ini.
Para PKL ini
juga menyorot ketidakadilan Pemerintah Kota Bima, tidak melarang seluruh PKL
untuk jualan di luar Food Court. Merek
juga meminta pemerintah mengubah bentuk lapak di Food Court, karena berbentuk
seperti penjara sebagaimana yang terlihat saat ini.
"Lapak
harusnya menghadap ke jalan, biar orang tahu ada aktivitas jualan di situ. Ini kok
kayak penjara saja, " timpal Yuliana. (tin)