Ilustrasi Google |
BimaNews.id, BIMA-Saat
ini, wilayah Bima dan Dompu telah memasuki musim kemarau. BMKG Bima pun
mengeluarkan peringatan potensi bencana yang terjadi di musim kemarau, yakni
Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang sudah sering muncul sejak tahun 2019
lalu.
Kepala BMKG
Bima, Topan Primadi mengatakan, berdasarkan data yang diterbitkan oleh Stasiun
Klimatologi Lombok Barat, wilayah Bima dan Dompu memasuki musim kemarau
diprakirakan pada April dasarian I (10 hari pertama) hingga Dasarian II (10
hari kedua).
Berdasarkan
Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) pada dasarian II Mei 2021
umumnya dalam kategori Menengah (11 - 20 hari). Hal tersebut menunjukkan,
sebagian besar wilayah Bima dan Dompu sudah jarang terjadi hujan.
Bahkan
lanjutnya, terdapat beberapa wilayah yang termasuk dalam kategori awas
kekeringan meterologis, yaitu wilayah Kecamatan Palibelo dan Wawo. Monitoring
Musim Kemarau 2021 pada dasarian II Mei 2021 umumnya menunjukkan, hampir
seluruh wilayah Provinsi NTB sudah memasuki musim kemarau.
Sedangkan,
untuk puncak musim kemarau 2021 wilayah Bima dan Dompu diprakirakan terjadi
pada Agustus 2021. Sehingga pada periode puncak musim kemarau, akan sulit
peluang terbentuknya awan hujan dan menyebabkan potensi kekeringan dan
ketersedian air bersih berkurang.
"Saat
musim kemarau bukan berarti tidak ada potensi bencana terjadi," kata
Topan.
Ada beberapa
potensi bencana yang dapat terjadi. Diantaranya, bencana kekeringan, berkurangnya ketersediaan
air bersih dan potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan pun meningkat.
"Sejak
2019 terdapat bencana kebakaran lahan dan hutan. Sehingga mungkin saja pada
periode musim kemarau ini potensi kebakaran lahan dan hutan dapat berdampak
buruk bagi masyarakat, " jelasnya.
Berdasarkan
data titik panas 2020 yang dihimpun tim Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad
Salhuddin Bima.Titik panas cukup tinggi di Kabupaten Dompu (Pekat, Woja,
Kempo). Kabupaten Bima (Wera, Tambora, Parado) dan Kota Bima (Rasanae Barat,
Rasanae Timur, Asakota).
Selain itu,
terdapat fenomena suhu dingin malam hari saat puncak musim kemarau juga patut
diwaspadai untuk wilayah Bima dan Dompu.
Ini
disebabkan 2 faktor. Pertama, aktifnya monsoon Australia. Monsoon Australia
memiliki ciri khusus yaitu dingin dan kering. Kedua, kondisi awan, pertumbuhan
awan yang sulit terjadi pada musim kemarau menyebabkan proses pemantulan
kembali gelombang panjang oleh permukaan bumi tidak ada yang
menghalangi/menghambat.
"Periode
ini diprakirakan terjadi pada Juni hingga Agustus 2021," tambahnya.
Di awal
musim kemarau masyarakat diimbau, agar bijak dalam menggunakan air bersih. Meningkatkan
kewaspadaan dan berhati-hati terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan.
"Termasuk
selalu memperhatikan informasi dari BMKG, " pungkasnya. (tin)