Samidin sedang menjahit sepatu di teras Toko Indra, jalan Sultan Hasanuddin Kota Bima. |
BimaNews.id, KOTA BIMA-Sebagai
kepala keluarga, Ayah memiliki
tanggungjawab besar menafkahi anak dan
isterinya. Supaya mereka bisa hidup layak dan anak-anak bisa mengenyam
pendidikan yang layak.
Untuk
memperbaiki nasib, Samidin, 50 tahun, asal Desa Jatiroyo, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah mencoba peruntungan di daerah rantauan. Tahun 1998 dia
pindah ke Bima meninggalkan anak dan istri di kampung halamannya. Dengan
harapan, kehidupan mereka biisa lebih baik.
Samidin
sudah puluhan tahun berdomisili di Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat.
Kini tercatat sebagai warga setempat. Sayangnya, kendati kehidupannya pas-pasan,
ternyata luput dari perhatian pemerintah. Baik bantuan dari pemerintah daerah
maupun pusat.
"Yang
paling saya ingat itu waktu banjir 2016. Saat itu warga lain dapat bantuan,
saya tidak," keluh Samidin.
Meski
demikian, tidak lantas membuat ayah dua anak ini mengadu ke pemerintah
kelurahan. Karena menyadari sebagai warga pendatang.
Untuk
menopang hidup di Kota Bima, Samidin
bekerja sebagai tukang sol sepatu. Sehari-hari Samidin mangkal di teras Toko
Indra, Jalan Sultan Hasanuddin.
"Saya
mulai kerja sekitar pukul 08.00 Wita, pulang sekitar pukul 17.30 Wita,"
tuturnya.
Tidak banyak
yang diperoleh Samidin sebagai tukang sol sepatu. Kadang dapat Rp 30 ribu hingga Rp 70 ribu tiap hari.
Uang itu kata dia, selain untuk kebutuhan pribadi, juga ditabung kebutuhan istri
dan biaya sekolah anak-anaknya di kampung.
"Kedua
anak saya sekarang sekolah di Pondok. Saya harus bekerja keras untuk membiayai
pendidikan mereka," tuturnya.
Ia mengaku,
rela tidak pulang kampung untuk menghemat uang. Apalagi akibat Pandemi Covid-19,
penghasilannya makin menurun.
"Pingin
sekali pulang kampung. Tapi, saya tahan supaya uangnya bisa ditabung untuk
sekolah anak-anak. Apalagi cari uang sekarang susah," katanya.
Selain jadi
tukang sol sepatu, Samidin juga pernah melakoni beberapa pekerjaan lain.
Seperti tukang kuli bangunan, jual es campur hingga jadi supir truk. Namun
pekerjaan itu kata dia, tidak berlangsung lama.
"Saya
juga pernah jual bakso keliling, sampai akhirnya saya beralih jadi penjahit
sepatu hingga saat ini," pungkas Samidin. (jul)