Warga di perumahan relokasi Kadole II, Kelurahan Oi Foo menumpuk jerigen untuk menampung air |
KOTA
BIMA-Pemerintah Kota Bima telah membangun ratusan unit rumah untuk relokasi warga
bantaran sungai dan terdampak banjir. Hunian
itu dibangun di Kelurahan Oi Fo’o, Kecamatan Rasanae Timur.
Warga yang
dipidahkan ke pemukiman relokasi, bukannya mendapatkan kehidupan lebih baik, justru
sebaliknya. Seperti dirasakan warga yang menetap di kawasan relokasi Kadole I
dan Kadole II.
Sani, warga
yang menempati rumah relokasi Kadole II mengaku, sejak mereka pindah sudah kesulitan air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari. Selama ini kata dia, mereka menadah air dari pipa PDAM yang bocor,
di jalan lintas Rontu-Nitu.
‘’Bagi warga
yang memiliki kendaraan tidak terlalu
berat. Beda dengan kita yang tidak memiliki kendaraan, harus jalan kaki satu
kilometer sambil membawa air,’’
keluhnya.
Kondisi
kesulitan air itu kata Sani, telah dirasakan sejak pertama menempati rumah
relokasi di Kadole. Selama ini tidak terlihat ada upaya dari pemerintah Kota
Bima untuk memenuhi kebutuhan air warga di pemukiman relokasi.
"Kami
hanya mengandalkan air dari pipa PDAM yang bocor di selama ini,’’keluh warga asal Kelurahan Dara ini ditemui di perumahan
relokasi Kadole II, Rabu (19/5).
Keluhan sama
juga disampaikan Rosidah, warga yang menempati rumah relokasi di Kadole II.
Kata dia, pernah awal-awal di sekitar wilayah mereka dipasang tandon air. Tapi hanya
disimpan begitu saja.
‘’Kalau ndak
salah, hanya sempat diisi air satu kali. Selebihnya tidak pernah lagi,’’
bebernya.
Pemerintah sebutnya,
pernah berusaha membuat sumur bor dalam. Tapi hasilnya, tidak ada air yang keluar.
"Bagaimana
bisa ada air, mereka ngebor di atas tebing batu," kata Rosidah sambil
menunjuk lokasi pengeboran air dimaksud.
Karena
kesulitan air, warga banyak kembali ke rumah mereka sebelumnya. Mereka mengaku
tidak sanggup hidup tanpa air. "Banyak yang kembali karena merasa sulit
hidup di Kadole. Terutama kesulitan air," tegasnya
Dia pun
mengaku, terpaksa tinggal di Kadole, sebab rumahnya di Rontu telah hancur
dihantam banjir beberapa waktu lalu.
Herman,
warga Kadole I mengaku, sempat ada air mengalir pada akhir tahun lalu. Sayangnya, setelah
dibangun bak penampung, air tidak lagi
mengalir.
"Saat
pipa disambung langsung dari mata air Ringi Ncanga sekitar November tahun lalu,
air sempat mengalir. Tapi begitu bak
dibangun, air malah tidak keluar," cerita
warga asal Kelurahan Dodu ini.
Bagi warga di
relokasi Kadole I akunya, masih bisa numpang ambil air di sumur warga setempat.
Diangkut dengan jerigen, kemudian ditampung di rumah masing-masing.
Selain soal
kesulitan air, Herman juga keluhkan soal kualitas bangunan rumah relokasi yang
dinilainya sangat buruk. (nk)