Petani panen jagung lebih awal di So (kawasan) Mpada Rangga Desa Mpili, Kecamatan Donggo. |
BimaNews.id,BIMA-Tergiur
harga tinggi, sejumlah petani jagung di Kecamatan Donggo panen lebih awal.
Meskipun, belum cukup umur.
Seperti dilakukan
Yanto, petani asal Desa Mpili, Kecamatan Donggo. Tenaga kontrak Pendamping Lokal Desa (PLD)
ini mengaku, tanaman jagung miliknya dipanen lebih awal. Untuk mendapatkan
harga jual tinggi.
"Mumpung
harga jagung Rp 4.250 perkilogram, saya spekulasi saja," kata Yanto ditemui
di lahan jagung miliknya di So (kawasan)
Mpada Rangga, Desa Mpili.
Idealnya,
jagung baru bisa dipanen satu bulan ke depan atau berusia 6 bulan. Ia juga
menyadari, panen jagung belum cukup umur hasilnya tidak maksimal. Baik dari
segi kadar air maupun kualitas biji jagung.
"Kualitas
bijinya tentu beda dengan jagung usia 6 bulan. Bijinya lebih ringan," kata
bapak dua anak ini.
Rata-rata petani di Desa Mpili kata dia, memilih panen lebih awal. Selain tergiur harga tinggi, dikhawatirkan harga jagung turun beberapa minggu ke depan, ketika hasil panen melimpah.
Apalagi,
kebanyakan para petani di desa setempat kata dia, tanam dengan modal pinjaman.
Baik di bank maupun pada rentenir.
"Biasanya,
harga jagung awal-awal memang naik, tapi lama kelamaan turun. Itu yang kita
takutkan. Mumpung harga masih tinggi, cukuplah
untuk menutupi utang dan sedikit ada untung," ujarnya.
Yanto juga
merasa bersyukur, tanaman jagung petani di Mpili tahun ini lumayan bagus. Dibanding
tahun lalu, banyak yang rusak akibat serangan hama dan angin.
Yang dikuatirkan
sekarang, cuaca masih tidak menentu. Sering diguyur hujan. Sehingga mempengaruhi kualitas biji jagung. Seperti
berjamur.
"Sebelum
dijual, jagung harus dijemur lebih dulu sekitar tiga sampai empat hari. Itupun
kalau tidak hujan," pungkasnya. (ar)