BimaNes.id, BIMA-
Memasuki musim panen, sejumlah petani di Desa Risa Kecamatan Woha mengeluhkan
kekurangan alat mesin pertanian (Alsintan) dari pemerintah Kabupaten Bima. Seperti
mobil perontok padi, sangat diharapkan untuk mempercepat panen.
"Karena
kekurangan mobil perentok, kami harus menunggu berhari-hari untuk panen. Itupun
mesinnya bukan dari pemerintah," keluh H Muhammad, warga Desa Risa pada
Radar Tambora, Rabu (28/4).
Padi petani
saat ini sudah harus dipanen. Jika terlambat, dikhawatirkan akan mempengaruhi
kualitas gabah.Bulirnya bisa rusak.
"Dilema
sebenarnya. Mau panen manual, tenaga buruh tani sulit didapat. Apalagi saat ini
panen serentak," katanya.
Kabid Pengelolaan
dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertambun)
Kabupaten Bima, Arief Rahman SPt MM, tidak menampik kekurangan Alsintan seperti
yang dikeluhkan petani. Begitu juga dengan tenaga buruh sudah kian berkurang.
"Setahun
terakhir, para petani sangat membutuhkan alat perontok padi," jelas pria
asal Desa Nunggi, Kecamatan Wera ini.
Kendati 2017
lalu, Kementerian Pertanian dan Perkebunan katanya telah menyerahkan bantuan 16
unit mobil perontok padi kepada petani. Masing-masing dua hingga tiga unit tiap
kecamatan.
"Tahun 2019
dan 2020 ada penambahan 6 unit," sebutnya.
Jumlah
tersebut jelas dia, belum termasuk bantuan alat penggiling padi dan jagung.
Baik dari pemerintah Kabupaten Bima, Provinsi NTB maupun pemerintah pusat.
"Alat
ini jarang dipakai, karena prosesnya lama," kata alumni universitas
Marotamah Surabaya ini.
Untuk itu,
pihaknya akan melakukan pengadaan kembali beberapa mobil perontok tahun 2022.
Termasuk alat sabit padi.
"Tahun
ini kita sabar dulu, karena masih terkendala dengan biaya penanganan
Covid-19," tandasnya. (bm-7)