Abdul Haris, warga dusun 1 Desa Leu saat istirahat di tenda darurat yang dibangun depan rumahnya. |
BimaNews.id,BIMA-Desa
Leu Kecamatan Bolo, satu diantara yang terparah akibat banjir bandang beberapa
waktu lalu. Sejumlah rumah warga rusak akibat dihantam banjir.
Seperti
rumah Abdul Haris, di RT 03, RW 01 Dusun Satu, Desa Leu. Rumah panggung miliknya rusak parah,
kondisinya sudah tidak bisa lagi ditempati.
"Risiko
juga kalau dipaksa ditempati. Dinding rumah sudah hancur, tiang penyangga sudah
rapuh dan banyak yang patah," akunya.
Selain
rumah, seluruh harta benda miliknya tidak ada yang terselamatkan. Kini, sehari-hari Abdul Haris
bersama istri dan kedua anak laki-lakinya terpaksa tidur di tenda bantuan di
depan rumahnya.
"Kita
sudah ikhlaskan semua itu," akunya.
Dia
bersyukur, pasca musibah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Mulai dari
pakaian, bahan pokok, air bersih hingga makanan siap saji.
"Awal-awal
pasca banjir, bantuan banyak sekali. Cukup untuk memenuhi kebutuhan makan
sehari-hari," katanya.
Hanya saja beberapa
hari terakhir ini, bantuan berkurang. Dapur umum pemerintah sudah berakhir satu
minggu lalu.
"Mungkin
karena sudah masuk bulan puasa," duga bapak 50 tahun ini.
Sekcam Bolo,
Drs Abas mengatakan, dapur umum untuk korban banjir Bolo sudah berakhir pekan
lalu. Itu bantuan dari kementerian yang dikelola dinas sosial.
"Pemerintah
kecamatan hanya menyiapkan lokasi dan beberapa penunjang lain, seperti air dan
listrik," sebut Abas.
Pasca
bencana, kata dia, bantuan untuk korban banjir sangat banyak. Baik bantuan dari
lembaga, organisasi, pemerintah hingga masyarakat lain.
"Saking
banyaknya saya gak bisa hitung. Yang jelas, setiap bantuan yang masuk tetap
dicatat," akunya.
Meski tanpa
dapur umum, kebutuhan warga terdampak banjir masih tercukupi dengan bantuan
yang masuk. Bahkan pihaknya sudah membentuk tim penyalur di tiap desa.
"Bantuan
ada yang disalurkan oleh tim, ada pula warga yang datang sendiri mengambil di kantor camat,"
pungkasnya. (ar)