Oleh: Rini susanti Mahasiswa Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Fakukultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. |
Pola asuh anak dimana proses yang berkelanjutan secara terus menerus untuk mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial financial, dan intelektual anak. Proses itu dilakukan sejak bayi hingga dewasa. Orang tua dan lingkungannya merupakan pengalamman pertama anak untuk mendapatkan banyak hal.
Pola asuh juga berpengaruh
pada bagaimana lingkungan menanamkan cara pengasuhan yang benar pada anak, karena
pola pengasuhan yang efektif akan
berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak.
Berbicara
mengenai pola asuh, banyak orang tua keliru dalam mengasuh anak. Menggunakan kekerasan, memukul, mencela,
mengatai anak-anak dengan kalimat yang buruk, kondisi seperti itu msih terjadi
dilingkungan masyarakat yang belum faham dengan cara mengasuh anak yang benar.
Masih
sering ditemukan, seorang ibu memukul dan mengumpat lantaran anak sering minta
uang jajan, atau anaknya mandi sungai, tidak makan dan lain-lain. Kesalahan
sepele yang dilakukan membuat orang tua sampai mengeluarkan kalimat umpatan
bahkan memukul. Kendati orang tua beralasan itu sebagai bentuk kasih sayang
terhadap anak. Apapun alasannya, jelas itu merupakan kekeliruan terhadap pola
pengasuhan zaman now.
Pola asuh anak yang benar adalah pola asuh yang positif seperti membangun komunikasi yang efektif. Ada beberapa yang harus diketahui oleh orang tua melalui berkomunikasi yang efektif dan positif untuk mengedukasi anak. Misalnya menghindari kata tidak atau jangan, atau mengatakan kepada anak kamu malas, kamu anak nakal. Terutama pada anak yang usianya masih di bawah sembilan tahun. Karena anak seusia itu lebih peka terhadap kalimat-kalimat aktif daripada kalimat pasif dan kalimat negative (kata tidak dan jangan).
Orang tua harus membiasakan memberikan apresiasi, dukungan
jika anak melakukan sesuatu yang positif. Tidak mengeluarkan kata-kata yang
membuat anak merasa tidak nyaman, dan tidak percaya diri.
Selain orang tua, pola asuh masyarakat negative sangat bepengaruh pada pola pengasuhan positif anak. Pola asuh negative sudah menjadi kebiasakaan dikalangan masyarakat yang minim akan pengetahuan. Hampir 80% Anak-anak sudah terbiasa dengan pola asuh negative.
Contoh sederhana, memanggil namanya dengan nada tinggi,
menyebut nama anak dengan kalimat celaan,
membandingkan dengan anak yang lain dan lain sebagainya. Perlu diperbaiki pola
asuh negative, supaya tidak merusak perkembangan fisik, emosional, sosial
financial, dan intelektual anak.
“Orang
tua hebat, mampu memberikan pola asuh yang positif bagi anak-anaknya”.