Galina dan Hilmi Sifa'Iftitah STr |
BimaNews.id,KOTA BIMA-Angka penduduk miskin di Kota Bima turun pada tiga tahun terakhir. Penurunan itu dampak dari intervensi bantuan sosial yang digelontorkan Pemerintah Pusat. Seperti Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) dan Program Kelurga Harapan (PKH).
Koordinator
Statistik Sosial, BST Kota Bima, Galina mengatakan, penurunan angka kemiskinan
terlihat sejak tahun 2018, yakni 14.840 jiwa atau atau 8.79 persen. Angka
tersebut turun 0,48 persen dibandingkan tahun tahun 2017 yakni, 9,27 persen
atau 15.360. Bahkan angka tersebut tidak berubah sejak tahun 2013.
"Sejak 2013 sampai 2017 tidak menunjukkan perubahan,
angka kemiskinan tetap pada 9,27 persen atau 15.360," jelas Galina, Rabu
(21/4).
Ttahun 2019,
angka kemiskinan di Kota Bima turun menjadi 14.800 jiwa atau 8,60 persen.
Begitu juga tahun 2020, menjadi 14.660
atau 8,35 persen.
"Penurunan
persentase angka kemiskinan tiga tahun terakhir dipengaruhi bantuan sosial dari
pemerintah pusat. Semakin banyak bantuan yang mereka dapatkan, semakin
meningkat pula pengeluaran," jelas Galina.
Kategori
warga miskin kata dia, indikatornya dilihat dari belanja makanan maupun non
makanan. Jika pengeluaran tiap bulan mencapai
Rp 383.161, termasuk warga miskin.
"Kalau
belanja lebih dari angka itu, masuk kategori warga ekonomi menengah," beber
wanita asal Palembang ini.
Staf Fungsi
Statistik Sosial BPS Kota Bima, Hilmi Sifa'Iftitah STr mengatakan,
meningkatnya jumlah penduduk miskin
sejak 2013 sampai 2017, selain naiknya harga sembako, juga dipengaruhi status
pendidikan akhir.
"Misalnya
tamatan SD atau SMP, mereka sulit mendapatkan pekerjaan. Kalaupun dapat kerja,
gajinya tidak seberapa. Sehingga pengeluaran mereka setiap bulan rendah,"
tandas alumni STIS Jakarta ini. (cr-jul)