Sri Junari, penjual bandeng asal Desa Donggobolo Kecamatan Woha di Jalan lintas Bima-Sumbawa. |
BimaNews.Id,BIMA-Pasca
banjir bandang di Kabupaten Bima, harga ikan bandeng naik drastis. Bahkan hingga
50 persen.
"Sebelumnya,
harga bandeng ukuran empat jari tangan Rp 5 ribu per ekor. Sekarang naik jadi Rp
10 ribu," kata Sri Junari, penjual bandeng yang sehari-hari mangkal di
Jalan Lintas Bima-Sumbawa, Desa Donggobolo, Kecamatan Woha.
Selain naik,
hasil panen bandeng di Kecamatan Woha juga berkurang. Sebab, saat banjir,
hampir semua lahan tambak terendam air bah. Ikan bandeng yang siap panen dibawa
arus.
"Saat
itu, ikan-ikan di tambak berhamburan keluar ke jalan raya hingga sampai ke
pemukiman warga, karena besarnya banjir," kata Junari.
Pemilik
tambak saat itu mencoba menyelamatkan ikannya dengan memasang jaring keliling
tambak. Tetap saja rugi, karena hanya sebagian kecil ikan bandeng yang bisa
diselamatkan.
"Sebelumnya,
setiap hari saya jual minimal 300 ekor. Karena hasil panen kurang, sekarang
paling banyak 150 ekor," akunya.
Meski harga
naik, tetap saja ada yang beli. Terutama pada hari pertama puasa. Sebanyak 150 ekor
bandeng yang dia jual ludes. Padahal tempat jualannya di pinggir jalan, bukan
di pasar selalu dipadati pembeli.
"Sekarang
saja tinggal beberapa ekor. Padahal baru jam 12.00 Wita," katanya.
Harga
Bandeng justru lebih mahal ditingkat pedagang keliling. Bandeng ukuran empat
jari, dijual Rp 15 ribu per ekor. Mereka mengaku, per ekornya dibeli di pasar Rp
12 ribu. (jw)