Warga Lingkungan Sarata Kelurahan Paruga Kota Bima menadah air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih |
BimaNews.id,KOTA
BIMA-Baru memasuki musim kemarau, sebagian besar wilayah Kota Bima sudah
dilanda kekeringan. Warga alammi krisis air bersih, karena tidak ada suplay air
dari PDAM.
Padahal sokongan
anggaran di APBD Kota Bima untuk air bersih ternyata besar. Angkanya miliaran
rupiah.
Lalu
Tudiansyah, warga Lingkungan Sarata, Kelurahan Paruga, Kecamatan Rasanae Barat
sekarang mengandalkan air hujan yang dia tadah saat musim hujan lalu.
"Air
bersih dari mana? Air hujan yang saya tadah, menjadi andalan dan sekarang sudah
mau habis, " aku Tudiansyah.
Warga
lainnya, Suaeb mengaku harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan minum dan
memasak. Satu galon air yang dibelinya, hanya bisa digunakan untuk dua hari.
Itu pun, penggunaannya sudah sangat irit.
Padahal
setiap hari, BPBD Kota Bima terus mendapatkan permintaan air bersih dari warga
Kota Bima di berbagai wilayah. Kabid Penanggulangan Kedaruratan dan Logistik
BPBD Kota Bima, Najamuddin mengatakan, saat ini pihaknya menggandeng semua pihak
untuk bersama-sama membantu kekurangan air bersih saat ini.
Pada Senin
(20/4), BPBD mendroping air bersih
dengan kapasitas 1.000 liter untuk warga
tiga RT di Kelurahan Manggemaci. Ini
berdasarkan permintaan warga, karena air PDAM sudah tidak mengalir.
Sebelumnya BPBD
telah menyalurkan air bersih di Kelurahan Penanae dan Melayu.
Namun
berdasarkan pantauan media ini, permintaan air bersih hampir dari seluruh
kelurahan di Kota Bima. Terakhir yang terpantau, warga di Kelurahan Nae pun
meminta droping air.
Lalu seperti
apa sokongan anggaran yang dialokasikan Pemerintah Kota Bima untuk penanganan
air bersih?
Di APBD tahun 2021, ada beberapa item
nomenklatur yang berkaitan dengan air bersih.
Pertama,
Belanja Modal Bangunan Waduk Pengembangan Sumber Air yang dialokasikan Rp
3.250.000.000. Kemudian, ada Belanja Modal Bangunan Pengambilan Air Bersih Air
Baku sebesar Rp 240 juta. Belanja Modal Bangunan Pengambilan Air Bersih Air
Baku kedua senilai Rp 3.730.000.000 dan ketiga masih dengan nomenklatur yang
sama tapi dengan angka berbeda yakni sebesar Rp 1.880.000.000.
Sementara
itu, dalam APBD Tahun 2020 juga ada anggaran untuk penanganan air bersih
totalnya Rp 5 miliar lebih. Angka ini terbagi dalam Belanja Modal Jalan Irigasi
dan Jaringan Pengadaan, Jaringan Distribusi sebesar Rp 3.800.000.000. Belanja
Modal Jalan Irigasi dan Jaringan Pengadaan Jaringan Air Minum Jaringan
Sambungan ke rumah sebesar Rp 1.437.000.000.
Jika dilihat
intervensi anggaran, porsi untuk penanganan air bersih di Kota Bima sudah
besar. Tapi faktanya, krisis air bersih masih melanda warga Kota Bima. Bahkan
semakin meluas, meskipun saat ini belum memasuki puncak musim kemarau.
Memorandum
of Understanding (MoU) yang dilakukan Pemerintah Kota Bima dengan PDAM pun, kini
menjadi tanda tanya warga Kota Bima karena tidak menjadi solusi nyata atas
krisis air bersih yang dialami warga.
Besaran
anggaran yang telah dikucurkan Pemkot Bima ke PDAM , hingga saat ini belum
diketahui nominalnya. (tin)