Ilustrasi (Google) |
BimaNews.id,KOTA BIMA-Kementerian
Agama (Kemenag) Kota Bima, mengambil kebijakan mengaktifkan kembali sekolah
tatap muka. Karena belajar di rumah secara Daring dinilai tidak efektif.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Kota Bima H Furqan Ar Roka menjelaskan, awalnya Kemenag mengikuti kebijakan dari Pemerintah Kota Bima yang menerapkan belajar dari rumah. Hanya saja, kegiatan belajar secara Daring tersebut ditemukan banyak kekurangan.
Sistem daring yang diterapkan kata dia, tidak efektif sehingga berpengaruh pada perkembangan kemampuan belajar anak.
Fakta mengejutkan ungkap
Furqan, sebagian besar siswa kelas 1 dan kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) belum
ada yang bisa membaca. Kondisi tersebut ditemukan setelah pihaknya memantau
langsung di lapangan.
"Jadi, guru harus mengulang materi di semester sebelumnya, yang selama satu tahun belajar di rumah itu, agar anak bisa membaca," ungkap Furqan.
Selain itu, kondisi para santri di sejumlah pondok pesantren tidak hanya berasal dari wilayah Bima saja. Tetapi juga banyak dari wilayah NTT dan Sumbawa.
Sehingga kata Furqan, santri yang berdomisili jauh tidak bisa pulang dan akan tetap berada di pondok.
"Jadi, belajar tatap muka di sekolah dikembalikan agar hak siswa untuk dapatkan pembelajaran yang baik terpenuhi, " tandas mantan Kasi Haji Kemenag Kota Bima ini saat dihubungi, Senin (1/3).
Furkan menyadari kebijakan Kemenag, tidak sejalan dengan kebijakan Pemkot Bima. Namun, dia memastikan, penyelenggara sekolah tatap muka di madrasah menerapkan protokol kesehatan yang tinggi.
"Alhamdulillah, belum ada klaster kasus baru Covid-19 yang ditemukan di madrasah, " pungkasnya. (tin)