Sakinah |
BimaNews.id,BIMA-Hawasah, janda asal Desa Poja Kecamatan Sape masih belum percaya dengan kabar putrinya Sakinah ditemukan. Air mata kesedihan selama 11 tahun (bukan 13 tahun) kini berganti rasa syukur dan bahagia.
Hawasah dan anak-anaknya meluapkan kegembiraan dengan sujud syukur. Ia bahkan tidak berhenti menangis setelah mendapat kabar putri nomor duanya itu ditemukan di Negara Jordania.
Betapa tidak, selama 11 tahun menjadi pekerja migran di Jordania, Sakinah tidak bisa dihubungi. Tidak ada kabar hingga belasan tahun, keluarga pun pasrah. Menganggap wanita kelahiran 1986 itu sudah meninggal.
Hawsah dan keluarga kini masih menunggu kabar kepulangan Sakinah. Hawsah sangat berharap putrinya bisa kembali ke rumah.
Kepala Desa Poja Kecamatan Sape, Robi Darwis mengatakan, kabar ditemukan Sakinah diketahui setelah ditelpon Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jordania. KBRI katanya, sudah lebih awal mengabarkan tentang keberadaan Sakinah pada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Mataram.
Saat itu kata dia, keluarga
sempat mengirimkan Kartu Keluarga (KK) untuk dicocokkan dengan nama di paspor Sakinah.
"Setelah dicocokkan, pihak KBRI percaya Sakinah merupakan warga Desa Poja," jelas Robi pada media ini.
Kabar tentang Sakinah telah ditemukan membuat keluarga senang, sangat bahagia bahkan sempat menghebohkan warga Desa Poja.
Pasalnya, sejak pergi sekitar tahun 2008 lalu hingga sekarang, Sakinah tidak pernah pulang. Dia mulai hilang kontak dengan keluarga sejak tahun 2010. Saat itu keluarga sempat mengikhlaskannya, karena dianggap sudah meninggal dunia.
"Saya juga masih belum percaya dengan kabar Sakinah ditemukan. Karena selama ini kami menganggapnya sudah meninggal," kata Darwis.
Pihak KBRI memastikan kondisi Sakinah saat ini aman dan sehat. Namun, sudah tidak bisa lagi berkomunikasi dengan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.
"Saat komunikasi beberapa waktu lalu Sakinah hanya bisa menggunakan Bahasa Jordania. Dia kesulitan berbicara Bahasa Indonesia maupun Bima," katanya.
Darwis tidak tahu persis kenapa Sakinah tidak bisa berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia atau Bima. Dia tidak sempat menanyakan hal itu pada Sakinah dan pihak KBRI saat komunikasi beberapa waktu lalu. Namun, dia menduga Sakinah mengalami amnesia.
"Bisa jadi ada peristiwa kelam yang menimpa dia selama di Jordania," ujarnya.
Darwis belum mengetahui secara persis kapan Sakinah dipulangkan. Yang jelas kata dia, sebelum dipulangkan Sakinah harus menyelesaikan administrasi, termasuk hak-haknya selama bekerja dan pemulihan ingatan.
"Pihak keluarga
sangat berharap dia bisa dipulangkan secepatnya," pungkas Darwis. (jw)