Bupati Dompu Kader Jaelani
dan Wakil Bupati Dompu H Syahrul Parsan ST MT didampingi Sekda dan sejumlah
Kadis meninjau banjir bandang yang melanda Desa Daha Kecamatan Hu'u Selasa
malam.
|
BimaNews.id, DOMPU-Banjir bandang yang menerjang
tiga desa di Kecamatan Hu'u, Selasa malam (9/3) menyebabkan, 10 rumah hanyut
dan lima rumah rusak berat.
Data dari BPBD Kabupaten Dompu, banjir terparah di Desa Daha, enam unit rumah hanyut. Di Desa Marada, tercatat empat rumah hanyut. Sementara di Desa Rasabou hanya beberapa rumah terendam banjir.
Banjir juga menyebabkan ratusan warga terpaksa diungsikan sementara di Masjid dan kantor desa setempat. "Korban jiwa tidak ada," kata Kepala BPBD Kabupaten Dompu, Jufri ST MSi, ditemui di depan Kantor bupati, kemarin.
Malam saat banjir berlangsung Bupati dan Wakil Bupati Dompu telah turun ke lokasi banjir. Didampingi Sekda Dompu sejumlah Kadis, dua petinggi Kabupaten Dompu itu mengunjungi tempat pengungsian warga terdampak.
"Untuk bantuan awal bupati sudah perintahkan Kadis Sosial menyalurkan ratusan nasi bungkus pada warga pengungsi," sebutnya.
Pada kesempatan itu kata Jufri, bupati dan wakil bupati menggelar rapat terbatas di kantor Desa Daha. Ada beberapa point disepakati. Intinya, Pemda Dompu siap menuntaskan persoalan banjir di Hu'u.
Normalisasi sungai menjadi agenda prioritas Pemda Dompu untuk mencegah banjir susulan. Untuk mengurangi risiko, pemerintah akan merelokasi 13 kepala keluarga yang tinggal di sekitar bantaran sungai.
"Tadi malam (Selasa) Pak bupati langsung menghubungi pihak BWS. Insyaallah, Kamis (11/3) pemasangan bronjong pada beberapa titik sungai yang dianggap rawan dikerjakan," bebernya, Rabu (10/3).
Untuk mempercepat penanganan banjir di Hu’u, bupati dan wakil bupati akunya, sementara akan berkantor di lokasi banjir. Bupati dan Wakil Bupati sudah berkomitmen akan menyelesaikan persoalan banjir di Hu'u, baik secara administrasi maupun data.
Tidak hanya itu, bupati dan wakil bupati ungakp Jufri, melakukan pendekatan langsung pada masyarakat berkaitan dengan hulu, tengah dan hilir. Problem banjir Hu'u menurut dia, tidak dapat diselesaikan jika penanganan hanya terkonsentrasi pada hilir saja.
Solusinya harus dimulai
dari kawasan hulu."Pembahasan tentang penanganan banjir harus menyeluruh. Percuma
kita fokus di hilir, sementara kawasan hulu tidak ditangani dengan baik.
Intinya, bupati menginginkan perambahan hutan dihentikan," tandasnya. (jw)