Abdul Kader Jaelani |
BimaNews.id,DOMPU-Paslon Bupati dan Wakil Bupati Dompu, Abdul Kader Jaelani dan H Syahrul Parsan keluar sebagai pemenang kontestasi Pilkada Dompu 2020. Meski kemenangan Paslon dengan jargon Kata Pasaka ini belum ditetapkan secara resmi oleh KPU Dompu.
Dibalik kemenangan tersebut, terdapat beberapa cerita yang terbilang unik yang dilakukan AKJ pada hari pencoblosan, 9 Desember lalu. Mulai dari sujud syukur sebelum proses penghitungan dimulai hingga tidak merayakan kemenangan dengan alasan menghormati lawan.
"Saya sujud syukur pada pukul 12.00 Wita. Saat itu pencoblosan belum selesai," kata AKJ sapaan akrab Abdul Kader Jaelani saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.
Sujud syukur itu atas dasar perintah dari Ustadz Maulana. Sebab, jauh-jauh hari sebelum hari pencoblosan dia sempat bertemu di Jakarta.
"Awalnya sang ustadz
menyuruh saya sujud syukur pada malam hari pencoblosan. Tapi saya ragu, takut
dianggap takabur," katanya.
Karena merasa berat, akhirnya dia memilih sujud syukur sekitar pukul 12.00 Wita. AKJ tidak bercerita apa isi bacaan dalam sujud syukur saat itu. Yang jelas kata dia, sujud syukur itu bukan karena menganggap diri menang. Melainkan bentuk rasa syukur kepada Allah atas keberhasilannya sampai pada titik itu.
"Saya anggap sampai pukul 12.00 Wita, tugas saya sebagai calon bupati sudah selesai. Kalah dan menang saya serahkan pada Allah, penentu kehidupan," tutur AKJ.
Usai sujud syukur, AKJ melaksanakan salat dhuhur, lalu tidur. Sambil menunggu perhitungan suara.
Ia terbangun sekitar pukul 15.00 Wita karena ada suara teriakan menang depan rumahnya. Saat itu hasil penghitungan suara sekitar 4 persen. Saat dia cek di quick count masih unggul Paslon nomor satu.
"Dalam hati saya berkata, menangnya dari mana," ujarnya.
Kendati demikian, ia tidak panik. Tetap tanang. Karena ia meyakini kuasa Allah itu pasti ada. AKJ juga menyadari dirinya tidak diunggulkan dalam kontestasi lima tahunan itu. Ia pun ikhlas bila ditakdirkan kalah.
"Alhamdulillah, atas izinNya saya memperoleh suara terbanyak," akunya.
Meski dinyatakan menang, AKJ enggan merayakan secara berlebihan. Seperti konvoi atau menggelar acara hiburan.
Padahal saat itu seluruh kecamatan sudah siap-siap untuk konvoi, namun dia larang. Seperti di Kempo, ia langsung menelpon Ketua DPRD Dompu untuk melarang tim konvoi.
"Konvoi ini sudah pasti untuk "mengolok-olok" tim lawan. Itu yang saya hindari. Karena saya tahu bagaimana rasanya kecewa. Jadi, cukup kita rayakan secara sederhana saja, agar tidak menyinggung yang lain," pungkasnya. (jw)