BimaNews.id, KOTA BIMA-Wujudkan siswa
berakhlak mulia dengan kebhinekaan global, Calon Guru Penggerak (CGP) Bima II,
Menik Rusdianti SPd bentuk komunitas murid berbagi di SMPN 5 Sape. Kegiatan itu
merupakan aksi nyata kedua sejak dimulai dimulainya program pendidikan guru
penggerak pada 15 Oktober 2020.
Menik Rusdianti SPd mengatakan, komunitas murid berbagi ini sebagai wadah bagi siswa untuk mengenal arti kebhinekaan. Siswa juga perlu menyadari akan pentingnya penghargaan atau kepedulian terhadap perbedaan di luar dirinya.
"Dalam komunitas ini, siswa diminta
melakukan kegiatan berupa aksi nyata dalam merespon ketimpangan keadaan dalam
masyarakat yang membutuhkan pertolongan," jelas Menik.
Melalui CGP kata Menik, diharapkan mampu berperan dalam membangun budaya belajar di sekolah dan sebagai satu kesatuan upaya menumbuhkan murid merdeka. Salah satu nilai yang harus diwujudkan adalah fungsi kolaboratif dan berpihak pada murid.
Dalam aksi nyata ini, CGP berkolaborasi dengan guru pembina pramuka SMPN 5 Sape, Sarifudin, SPd. Tujuannya, agar dapat menumbuhkan motivasi intrinsik pada murid melalui keteladanan dan pembiasaan perilaku.
Hal ini dianggap perlu sebagai upaya menghubungkan antara emosi, cara kerja otak dan pembentukan nilai-nilai diri yang bertumbuh lewat keteladanan dan pembiasaan perilaku di suatu lingkungan.
"Setidaknya, ada empat tujan yang ingin dicapai melalui aksinya nyata ini," jelas Menik.
Pertama lanjut dia, murid menyadari akan
pentingnya penghargaan atau kepedulian terhadap perbedaan di luar dirinya.
Kemudian, murid menyadari dirinya sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup
atau berdiri sendiri.
Meningkatkan rasa kepedulian murid terhadap perbedaan di luar dirinya.
"Keempat, menumbuhkan motivasi intrinsik pada murid mengenai perbedaan keadaan setiap individu," sebutnya.
Tolok ukurnya juga ada empat. Pertama kata dia, murid dapat mengidentifikasi masyarakat di sekitar yang membutuhkan pertolongan dengan menuliskan nama dan keadaan yang dialaminya. Kedua, murid menyepakati pihak yang diprioritaskan untuk dibantu dengan bimbingan guru. Ketiga, murid bersama guru mengunjungi pihak yang telah ditetapkan untuk memperoleh bantuan.
"Terakhir, guru membentuk komunitas siswa SMPN 5 Sape Berbagi yang dapat menjadi bagian dari pramuka," pungkasnya.
Pendamping CGP, Agustinasari MPd SI mengapresiasi aksi nyata Menik Rusdianti SPd. Karena mampu mewujudkan dua dari tujuh karakter pelajar Pancasila, yaitu siswa berakhlak mulia dengan kebhinekaan global dalam program komunitas siswa berbagi.
"Sebagai pendamping saya mengapresiasi aksi nyata ibu Menik," kata Agustinasari.
Pihaknya terus melakukan pendampingan untuk menyukseskan aksi nyata dari CGP. Dia berharap, program dan aksi nyata yang dilakukan oleh para CGP terus mendapat dukungan dari sekolah.
"Kita juga harap CGP dan tenaga pendidik lainnya bisa terus menjalin kerjasama untuk menumbuhkan inovasi dan upaya mewujudkan merdeka belajar bagi siswa di Kabupaten Bima," harapnya.
Pendidikan Guru Penggerak merupakan program yang digagas Kementerian Pendidikan. Para CGP terpilih melalui seleksi online tahun 2020.
"Banyak guru yang mengikuti seleksi program pendidikan guru penggerak ini. Tapi, tidak semua lolos seleksi," ujarnya.
Khusus Kabupaten Bima dibagi lima zona dengan melibatkan 10 orang pendamping. Masing-masing zona kerja didampingi dua pendamping.
"Saya pendamping zona kerja Bima II, meliputi SMPN 1 Bolo, SMPN 2 Bolo, SMPN 5 Sape, SD Inpres Tenga dan Inpres Lewi Dewa," jelasnya.
Program guru penggerak lanjut Agustinasari, sudah berlangsung sejak 15 Oktober lalu. Antusias guru menyambut program ini cukup tinggi.
"Kegiatan ini akan berlangsung selama 9
bulan. Untuk pelaksanaan pada bulan
kedua program Pendidikan Guru Penggerak, monev dilakukan oleh PPPPTK PKn dan
IPS sebagai penyelenggara teknis untuk wilayah Jawa Timur dan NTB. Fasilitator
yang hadir pada Monev, yaitu Dr B Suparlan MPd dan Andik Sawastono MPd,”
pungkasnya. (jw)