Man Arafah SPd, wisudawan terbaik angkatan ke VI Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Bima |
BimaNews.id,KOTA BIMA-Sesuatu yang diperjuangkan dengan maksimal, InsyaAllah akan berhasil. Hal itulah yang dilakukan, Man Arafah SPd, wisudawan terbaik angkatan ke VI Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Bima.
Pada acara wisuda, Sabtu (19/12) lalu, buah hati pasangan Afandi (almarhum) dan Rukmini, asal Desa Sangiang Kecamatan Wera ini berhasil meraih Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,64.
Untuk sampai pada puncak itu, tentu tidak mudah. Alumni Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) ini harus berjuang keras dengan belajar lebih giat.
Kegigihan mantan Ketua Umum IMM Fakultas Tarabiyah ini terlihat sejak duduk di bangku SD. Saat kelas 1 SD dia ditinggal mati oleh sang ayah. Praktis, untuk melanjutkan pendidikan dia harus berkerja keras, membantu sang ibunda.
Kendati sebagian besar waktunya digunakan untuk membantu orang tua di ladang. Man selalu memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Berkat kegigihan itu, sejak kelas 1 hingga kelas 6 SD dia selalu juara satu.
Begitu juga waktu duduk dibangku SMP, SMA hingga kuliah di IAIM Bima. Tak heran, Man Arafah dinobatkan sebagai wisudawan terbaik, mengungguli 213 orang wisudawan lain.
"Saya sama sekali tidak menyangka akan dinobatkan sebagai wisudawan terbaik IAIM Bima. Tapi Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas keberhasilan ini," katanya ditemui usai wisuda, Sabtu (19/12).
Keberhasilan yang dia diraih, tentu saja berkat perjuangan ibunda tercinta, Rukmini. Selama ini telah berperan sebagai ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya.
"Terimakasih kepada ibundaku tercinta, telah menyekolahkan saya seorang diri mulai SD hingga sekarang," ungkap Man berterimkasih.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada rektor beserta seluruh dosen di IAIM Bima. Telah mendidik, memotivasi dan mengarahkan selama menempuh pendidikan di IAIM.
Rukmini, ibu dari Man Arafah ditemui usai acara wisuda mengaku bersyukur dan bangga, anaknya disebut sebagai sebagai wisudawan terbaik. Keberhasilan itu merupakan kado terindah dari anaknya yang menghargai jerih payahnya selama ini.
"Alhamdulillah, sebagai orang tua tentu saya sangat bangga dan bersyukur dengan prestasi yang diraih Man Arafah,’’ katanya bangga.
Setelah suaminya Afandi meninggal,
Rukmini berjuang sendiri membesarkan dan menyekolahkan kedua anaknya. Selain
bertani, dia juga jualan keliling barang, dari satu kampung ke kampung lain. (cr-jul)