KOTA BIMA-Warga Kelurahan Tanjung, mengungkapkan rasa irinya terhadap bantuan dari Pemerintah Kota Bima. Karena hanya menyentuh pada kelompok usaha tertentu.
Hal itu diungkapkan seorang pedagang, Lili warga saat reses anggota DPRD Kota Kima, Minggu (13/9) kemarin.
Lili mempertanyakan, kenapa selama ini pemerintah hanya fokus memberikan bantuan kepada kelompok usaha di bagian timur Kota Bima. Kelompok usaha yang dimaksud dia adalah, kelompok tenun yang rutin diberikan bantuan berupa benang tenun.
“Katanya, bantuan itu tidak bisa diberikan dalam bentuk uang, harus barang. Tapi kami di bagian barat ini, ngga bisa tenun. Kami hanya bisa berdagang, ” bandingnya.
Dia berharap, pemerintah bisa menyiasati bantuan yang diberikan kepada pedagang di bagian barat Kota Bima. Sehingga, sentuhan bagi warga itu merata.
“Kami juga terdampak covid-19, butuh sentuhan bantuan seperti itu, ” katanya.
Selain soal bantuan, Lili juga menyoroti tentang penanganan narkoba di Kota Bima. Menurutnya, Kelurahan Tanjung sebagai zona merah peredaran narkoba.
Namun, selama ini kata dia, hanya penangkapan. Sedangkan sosialisasi dan pendekatan secara persuasif kepada kalangan pemuda tidak pernah ada.
“Main tangkap saja. Tapi tidak diberikan penyadaran. Kalau pemuda-pemuda ini tidak punya kerjaan, ya harus ada solusi untuk memberdayakan mereka,’’ harapnya.
Aspirasi lain yang muncul saat reses itu adalah krisis air bersih yang kerap dialami warga Kelurahan Tanjung. Krisis air tidak hanya terjadi pada musim kemarau saja, tapi juga pada musim hujan.
Aspirasi warga tersebut direspon Anggota DPRD Kota Bima, Taufik A Karim. Kata dia, semua aspirasi yang disampaikan warga Tanjung akan ditampung dan diupayakan untuk diprioritaskan tahun 2021.
“Apalagi tahun ini, Kelurahan Tanjung sudah memiliki wakil rakyat dari kelurahan sendiri. Tentu akan banyak usulan yang diprioritaskan, ” kata Taufik. (tin)