KOTA BIMA-Nasib tragis dialami, Murni, TKW asal Kelurahan Dara yang kini meninggal di Gleneagles Hospital Penang, Malaysia. Mayat wanita 40 tahun ini masih disandera di rumah sakit tersebut, karena biaya perawatannya belum dibayar.
Informasi diperoleh dari Nini Karlina, TKW asal Desa Parangina, Kecamatan Sape Kabupaten Bima yang juga kerja di Pulau Pinang, Malaysia. Alamrhumah Murni meninggal pada Selasa (7/7) lalu. Sampai hari ini (Sabtu) mayatnya masih berada di rumah sakit Gleneagles Hospital Penang, karena belum ada biaya untuk tebusan.
Almarhumah kata Nini, kinisudah lima hari berada di rumah sakit dengan waktu meninggal pada Kamis lalu. Untukbiaya menebus mayat almarhumah, tidak diketahui pasti berapa.
Masalahnya kata dia, saat almarhumah dirawat kedua kali di rumah sakit tersebut dibawa oleh KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Malaysia. Sementara pihak kedutaan terkesan lepas tangan.
Saat dihubungi via ponsel, Nini Karlina mengaku, soal mayat almarhumah yang kini masih di rumah sakit menjadi beban Ehsan, warga Myanmar. Karena ketika almarhum dirawat pertama kali di RS tersebut, dia yang meregistrasi, sehingga almarhum mendapatkan pelayanan medis.
Setelah almarhumahmeninggal, pihak rumah sakit dan kepolisian terus menghubungi Elsan. Diancam akandipenjara, jika mayat almarhumah tidak segera ditebus.
‘’Waktu almarhumah keluarrumah sakit saat pertama dirawat, ditebus dengan uang kiriman keluarga dariBima sekitar Rp 8 jutaan. Sisanya ditanggung Elsan. Sekarang Elsan jadisasaran, karena nomor HP dan namaya masih tercatat di rumah sakit tersebut,’’keluhnya.
Padahal Ehsan kata Nini, membantu atas dasar rasa kemanusiaan, setelah melihat Murni sudah lima hari di rumah sakit, tapi belum mendapatkan pelayanan medis. ‘’Itu awalnya, Ehsan menjaminkan dirinya, agar almarhum mendapatkan pelayanan medis dengan layak,’’ terangnya.
Diceritakan Nini, awalnyamereka tidak tahun almarhumah Murni dirawat di rumah sakit. Kemudian ada telponkeluarga dari Bima, meminta bantuannya untuk mencari tahu kondisi Murni yangsaat itu sedang dirawat di salah satu rumah sakit di Pulau Pinang Malaysia.
Karena Nini dan beberapaorang TKW lain asal Bima tidak memiliki dokumen lengkap sebagai TKI, merekameminta bantuan Elsan, warga Myanmar. Dia yang kemudian keliling ke sejumlah rumahsakit di pulau tersebut.
Sementara Sarina, temansatu tempat kerja dengan almarhumah tidak memberikan informasi jelas, di rumahsakit mana almarhumah dirawat.
Sebaliknya, Sarina justrumemberikan informasi, almarhumah dirawatdi rumah sakit jiwa. Informasi itu juga yang disampaikan pada keluarga Murni diBima.
Disingung tentang penyakitapa yang diderita alamhumah sebelum meninggal?. Nini mengaku tidak tahu. Tapidia mengaku sempat pertanyakan itu langsung pada Murni sebelum meninggal. Saatitu kata dia,almarhumah hanya mengeluhkan badan lemas dan tidak tahu apa-apa .
Soal luka ditangan, diakuiitu wajar, karena almarhumah bekerja sebagai cleaning service. Seringmenggunakan bahan kimia.
‘’Saya juga sempattanyakan langsung soal sejumlah memar di tubuh almarhumah. Saat itu almarhumahmengaku tidak tahu. Mungkin karena lama tidur di rumah sakit, sehingga muncul sejumlahmemar tersebut,’’ terangnya.
Hanya saja ketika pertamakali alamrhumah dibawa ke rumah sakit, kondisinya dalam keadaan tidak sadarkandiri. Dan alamarhumah saat itu bukan diantar ke rumah sakit, melainkandititipkan pada supit taksi yang kemudian menurunkannya depan rumah sakit.(gun)