BIMA-Gender Oposisi Bima, Selasa (2/6) menggedor Kantor Pemerintah Kabupaten Bima. Mereka mempertanyakan transparansi anggaran Covid-19 Rp 50 Miliar.
Saat aksi berlangsung,
seorang pendemo perempuan diduga dipukul seorang pengendara. Pemukulan diduga
oknum di mobil mobil berwarna biru yang menerobos blokade jalan yang dilakukan
Gender Opisisi Bima.
Pantauan Radar Tambora,
saat itu mobil bernopol B tersebut menerobos jalan yang diblokade massa aksi.
Seorang penumpang mobil berkaos hitam turun, terjadi aksi dorong.
Anggota Gender Oposisi,
Rara Marhaen mengaku sempat dipukul oleh pengendara tersebut. Namun, polisi
segera melerai dan pengendara langsung melenggang pergi begitu saja.
"Saya dipukul, teman
saya didorong. Polisi juga mendorong kami, menyentuh kami, padahal kami
perempuan, " aku Rara.
Aksi ini menuntut
transparansi penggunaan anggaran Covid-19 di Kabupaten Bima, sebesar Rp 50
Miliar. Menurut kelompok ini, penggunaan anggaran miliaran rupiah tersebut
samasekali tidak terlihat dan dirasakan masyarakat dalam penanganan dan
pencegahan covid-19.
Selain itu, Gender Oposisi
Bima juga meminta pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kecamatan Belo
yang selama ini kerap dilanda musibah kebakaran.
"Setiap tahun selalu
terjadi kebakaran di Kecamatan Belo, tapi tidak pernah da disiapkan mobil
pemadam kebakaran. Sejak tahun lalu diajukan, tapi tidak pernah digubris,
" ungkap koordinator lapangan, Uswatun Hasanah dalam orasinya.
Hingga pukul 12.00 wita,
aksi terus berlangsung. Massa menuntut Bupati Bima Hj Indah Damayanti menemui
mereka, namun belum ada jawaban dari
Pemkab Bima. (tin)