KOTA BIMA- Jelang hari raya idul fitri merupakan waktu panen bagi pedagang pakaian maupun barang kebutuhan lain. Beda dengan lebaran tahun 1441 hijriyah, omzet penjualan para pedagang malah merosot hingga 70 persen.
Penurunan itu sebagai dampak dari pandemi
Covid-19 yang membawa dampak secara
ekonomi pada kehidupan masyarakat.
Pemilik Tiwi Boutiqe, Pratiwi Ningrum mengaku, setiap menjelang lebaran omzet penjualan
mereka Rp 5 hingga Rp 6 juta tiap hari. Tapi
lebaran tahun ini, paling tinggi Rp 1,5 juta.
“Omzet penjualan segitu itu selama satu dua hari terakhir mendekati lebaran,’’
ungkapnya pada Radar Tambora, kemarin.
Pemilik butik di Kampung Sumbawa, Kelurahan
Tanjung ini mengaku, tahun ini tidak berani stok barang. Beda dengan
tahun-tahun sebelumnya, dua pekan jelang
lebaran sudah siapkan barang dalam jumlah banyak.
“Bagiamana mau stok barang, barang lama saja
masih banyak,’’ sebut wanita yang akrab
disapa Tiwi ini.
Lebaran tahun ini kata Tiwi, tidak hanya
pembeli yang sepi, pengunjung juga ikut-ikutan sepi. Kendati tidak semua beli, tapi jelang lebaran
seperti ini pengunjung ramai.
Dia
barharap kondisi seperti ini segera berakhir, agar kondisi ekonomi masyarakat
kembali pulih. (nk)