KOTA BIMA-Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bima mengakui penerapan belajar dari rumah melalui
metode online tak sepenuhnya berhasil.
Ini diakui setelah Dinas Dikbud setempat melakukan evaluasi proses pembelajaran online di rumah, yang diberlakukan sejak pandemi Covid-19.
Hasilnya banyak ditemukan kendala dan persoalan. "Belajar dari rumah dengan metode online tidak sepenuhnya berhasil,” kata Kepala Dinas Dikbud Kota Bima, Dr H Syamsudin, Selasa (26/5).
Berdasarkan hasil evaluasi, kata
dia, banyak siswa yang merasakan jenuh belajar di rumah. Apalagi, orang tua
atau wali murid tidak memiliki pengalaman mendampingi anak belajar di rumah.
“Hal ini dikuatirkan akan
memunculkan kasus-kasus yang melibatkan anak. Jika ada jam sekolah, siswa akan
fokus belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru,” ujarnya.
Selain itu kata Syamsuddin,
di Kota Bima internet tidak bisa diakses karena membutuhkan banyak paket data.
Belum lagi, banyak siswa yang belum memiliki laptop dan HP andorid.
“Belajar online membutuhkan
HP android, laptop dan paket internet. Mau akses siaran TVRI juga terbatas,
karena di Kota Bima juga tidak semua memiliki TV kabel,” ungkapnya.
Dengan adanya persoalan itu,
Syamsudin berharap ada kebijakan dari Pemerintah Pusat agar segera mengaktifkan
sekolah. Terutama sekolah di zona yang tidak menerapkan PSBB.
“Belajar tatap muka dengan
guru yang sangat dirindukan oleh siswa sekarang,” katanya.
Dia menambahkan, pada Bulan
Juli mendatang ada rencana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan mulai
diaktifkan karena mulai tahun ajaran baru. Akan tetapi, hal tersebut masih
dalam rencana.
“Kalau itu menjadi keputusan
pusat, maka kita senang sekali. Hal ini akan mengurangi kejenuhan yang
dirasakan siswa saat ini,” pungkas syamsuddin. (tin)