DOMPU-Lagi mahasiswi STKIP Yapis Dompu mencatatkan nama mereka pada lomba menulis puisi tingkat Nasional. Tidak hanya masuk nominasi, puisi mereka juga akan dibukukan sebagai bentuk penghargaan.
Dosen Pembimbin Arif Bulan MPd mengatakan, empat
mahasiswi binaannya berhasil masuk nominasi lomba puisi yang digelar
lombanulis.com. Tiga mahasiswi semester 4 dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
dan satu mahasiswi semester 6 Prodi Pendidikan Teknologi Informasi.
"Alhamdulillah, dari empat mahasiswi yang ikut lomba
semua masuk nominasi," aku Arif pada Radar Tambora.
Keempat mahasiswi tersebut adalah Wahyu, mahasiswi Prodi
Pendidikan Teknologi Informasi asal Kelurahan Kandai Dua Kecamatan Woja. Putri
kelima dari enam bersaudara buah pernikahan Zulkarnain dan Ica Kurniawati ini
menulis judul "Kita Beda".
Sedangkan tiga mahasiswi dari Prodi Pendidikan Bahasa
Inggris yakni, Fani Faria Nanda, putri sulung dari dua bersaudara hasil
penikahan Khaerudin dan Astuti asal Desa Lune, Kecamatan Pajo. Mahasiswi
semester empat ini menulis puisi "Dunia Untukmu".
Kemudian Nadia Kasogi, mengangkat judul "Senja,
Cintaku tak Bersuara". Mahasiswi asal Kelurahan Kandai Dua Kecamatan Woja
ini merupakan putri pertama dari empat bersaudara buah cinta pasangan Wahidin
dan Ida Laila.
Ketiga adalah, Nuraini, mahasiswi asal Desa Sorisakolo
Kecamatan Dompu. Putri sulung dari dua bersaudara buah perkawinan M Yani dan
Rukia ini menulis judul "Ironi".
"Tema karya cipta kali ini tentang
"Cinta"," jelas Arif.
Dengan keberhasilan empat mahasiswi tersebut, jumlah
mahasiswi STKIP Yapis yang berprestasi pada lomba menulis tahun 2020 genap enam
orang. Dua mahasiswi yang meraih prestasi yang sama sebelumya yakni, Ria
Nirawati dan Erawati.
Ria Nirawati berhasil mencatatkan namanya di even
internasional, Poetry Writing Competition atau lomba menulis puisi tingkat
international. Mahasiswi semester 3 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris ini
berhasil menampati urutan 380 dari 878 peserta. Remaja 19 tahun ini juga menjadi satu-satunya wakil
STKIP Yapis Dompu, dari tiga peserta yang mengikuti event bergengsi tersebut.
Sebagai bentuk penghargaan, putri dari hasil pernikahan
Zulkarnain dan Ramni, warga Kelurahan Simpasai ini mendapat sertifikat dari
Edusastra.Id, selaku penyelenggara lomba. Sertifikat itu diterbitkan
Edusastra.Id pada 31 Januari lalu di Malang, Jawa Timur.
Sedangkan Erawati, mahasiswi semester 3 Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia. Remaja 19 tahun ini berada di posisi 166 dari 595
peserta pada festival Cipta Puisi Nasional yang diadakan oleh Fun Bahasa
Indonesia yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur
"Ini suatu kebanggaan bagi kami. Selain membawa nama
baik kampus, mereka juga mengharumkan nama Dompu di kancah nasional hingga
internasional," akunya bangga.
Arif belum mendapat informasi perihal peringkat empat
mahasiswi binaannya pada lomba cipta puisi tersebut. Yang jelas kata dia, lomba
itu diikuti sekitar 8.000 peserta dari seluruh Indonesia.
"Terkait peringkat peserta panitia akan merilis pada
tanggal 19 Maret. Dari peserta yang lolos, tidak semua akan dibukukan, hanya
karya-karya terpilih saja. Alhamdulillah, empat mahasiswi kami termasuk dalam
karya terpilih tersebut," katanya.
Arif tidak menyangka mahasiswi didikannya bisa meraih
prestasi di event bergengsi tersebut. Apalagi lomba itu awalnya diperoleh dari
info teman.
"Saya coba searching untuk memastikan infonya,
ternyata benar. Akhirnya, kami putuskan untuk ikut. Selain itu, anak-anak juga
suka menulis puisi. Apalagi lombanya kan gratis," ujarnya.
Selama ini kata dia, mahasiswa STKIP Yapis tidak pernah
ketinggalan mengikuti lomba cipta karya puisi. Sebab kata dia, event adalah
ruang berekspresi. Sehingga, setiap mahasiswa harus diberikan kemerdekaan untuk
berkarya dan berkreasi dalam meningkatkan minat dan bakatnya.
"Bahkan mereka sudah memiliki wadah komunitas di
kampus. Namanya KPK "Komunitas Penulis Kreatif". Komunitas ini fokus
pada peningkatan dan pengembangan dalam hal menulis," tutur Bulan.
Sementara Nadia Kasogi mengaku bangga dengan prestasi
yang diraihnya di tingkat nasional. Ia tidak menyangka, karya tulisnya bisa
lolos hingga dibukukan. Ia juga berterima pada dosen pembimbing atas dukungan
dan dorongan hingga bisa mengikuti event bergengsi ini.
"Event adalah ruang berekspresi.
Seperti pepatah "Orang itu dikenal dan dikenang
karena tulisannya", jadi kami ingin dikenal dan dikenang dengan hasil
karya. Motivasi lain, ingin menunjukan kami
yang kuliah di sini juga bisa loh. Selain itu, motivasi lain ingin menjadi
mahasiswa berprestasi di kampus," pungkasnya. (jw)