DOMPU-Abdul Fakar dan Fina Elviana, mahasiswa STKIP Yapis Dompu kembali mencatatkan prestasi. Selain tampil sebagai penyaji, artikel ilmiah hasil karya dua mahasiswa semester dua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris ini juga dimuat dalam prosiding seminar nasional.
Ketua ProdiPendidikan Bahasa Inggris STKIP Yapis Dompu Arif Bulan MPd mengatakan, untukdapat mempublikasikan karya ilmiah di prosiding seminar nasional, tentu adalangkah-langkah yang perlu ditempuh. Tidak semua karya ilmiah layak untukditerima dalam sebuah seminar nasional.
“Alhamdulillahmahasiswa STKIP Yapis Dompu mampu membuktikanya. Ini suatu kebanggaan buat kampusdan nama baik daerah,” terang Bulan, sapaan akrab Arif Bulan MPd.
Sebelum karyailmiahnya diterbitkan dalam prosiding jelas dia, dua mahasiswa tersebut tampilsebagai penyaji pada seminar nasional digelar Universitas Samawa, 23 Januari2020 lalu. Kegiatan dengan tema ‘Inovasi hasil penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat dalam menunjang era industri 4.0’ itu sebut Bulan, diikuti sekitar300 peserta dari berbagai kalangan seluruh Indonesia. Mulai dari dosen bergelar profesor, doktor,megister, guru hingga mahasiswa dari sejumlah kampus ternama. Seperti UTS,Unram, Undikma, UNY, ITB, IPB, UGM, STKIP Yapis Dompu, STKIP paracendikia danStisip Mbojo.
Selain Gubernur NTBDr Zulkieflimansyah lanjut dia, kegiatan itu juga dihadiri beberapa pembicarahebat. Diantaranya, Dr Gunawan MPd, Reviewer Nasional Penelitian dan Pengabdiankepada Masyarakat, Dr Ir Evron Asrial, MSi, Peneliti dari Universitas 45Mataram. Pembicara lain, Dr Ieke Wulan Ayu STP MSi, Katua LPPM UNSA dan H Wirawan SSi MT, birokrat Kabupaten Sumbawa.
“Kegiatanseminarnya Januari lalu. Tapi prosiding atau jurnal hasil karya tulis ilmiahitu baru dipublikasikan tanggal 19 Maret,” jelas Bulan.
Tidak semua artikelilmiah peserta kata Bulan, dipublikasikan dalam prosiding seminar nasional. Dariratusan peserta, dipilih 94 artikel terbaik. Termasuk diantaranya, artikel duamahasiswa STKIP Yapis Dompu. “Ada banyak artikel yang ditolak pada seminartersebut,” tandasnya.
Bulan tidakmenyangka hasil karya mahasiswa binaannya bisa masuk nominasi terbaik. Apalagi,awalnya dua mahasiswa tidak memiliki niat sedikitpun. Selain tidakberpengalaman, mereka juga belum terlalu mahir menulis artikel ilmiah.“Akhirnya saya bimbing dan memotivasi mereka,” ujarnya.
Selama prosespembimbingan itu menurut dia, anak didiknya diarahkan untuk memilih tema yangmenarik ditulis. Setelah tema ditentukan, mereka tampak bersemangat hinggaakhirnya artikel tersebut dikirim ke panitia seminar nasional.
“Merekamengangkat tema tentang ‘Pendidikan Karakter dan Pengajaran dengan MetodeDemonstrasi untuk Kemajuan Belajar Generasi Millenial’. Alhamdulillah, lolosdan diterima sebagai penyaji artikel ilmiah. Kemudian 19 Maret kemarin, artikelmereka dimuat dalam prosiding seminar nasional,” akunya bangga.
Prestasi ini jelasBulan, bukan pertama kali ditorehkan mahasiswa STKIP Yapis Dompu. Tahun 2019lalu, sedikitnya empat mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris juga berhasiltampil sebagai penyaji dan artikelnya diterbitkan pada seminar nasional. Merekaadalah, Nia Kurniati, Reni, Abdul Khalik dan Nurabania. “Saat itu merekamasih semester 6,” sebutnya.
Sementara, FinaElviana mengaku terkejut bisa lolos sebagai pemakalah di seminar nasiona waktuitu. Dia kaget ketika menerima email dari panitia penyelenggara seminar.
“Gak nyangkaabstrak kita diterima. Awalnya saya sudah pesimis, apalagi saya kan barupenulis pemula,” kata putri sulung dari dua bersaudara hasil penikahanAgusalim dan Siti Nurmalasari asal Kelurahan Simpasai Kecamatan Woja ini.
Hal senada jugadisampaikan Abdul Fakar. Putra tunggal dari buah cinta A Hamid Usman dan Asiaasal Desa Lune Kecamatan Pajo ini mengaku senang dan bahagia. Dia tidakmenyangka hasil karyanya diperhitungkan pada event bergengsi itu.
“Semoga inimenjadi awal yang baik. Tentunya saya ingin terus berkarya demi membanggakankedua orang tua dan nama baik kampus,” harapnya.
Prestasi ini kataFakar, tidak lepas dari dukungan dan pembinaan dosen pembimbing. Relameluangkan waktu demi memotivasi dan mengajarkan tentang tata cara menulis yangbaik dan benar.
“Kita inginmencoba mencari pengalaman baru. Karena bagi kami, seminar adalah baranglangka,” pungkasnya. (jw)